Sabtu, 29 Oktober 2016

Bumi dan Tata Surya


Bumi merupakan salah satu planet yang berada pada sistem tata surya matahari sekaligus satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Para ilmuwan berusaha melakukan penelitian terhadap proses pembentukan bumi dan berakhir dengan hipotesis-hipotesis masing-masing. Berikut ialah beberapa hipotesis pembentukan bumi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

1. Hipotesisi Nebula
Hipotesis ini mengatakan bahwa awalnya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa yang terpencar dan dalam keadaan berputar. Gerakan tersebut mengakibatkan kabut ini kehilangan daya energinya dan mengkerut dan berputar lebih cepat. Alhasil, pada bagian ekuator kecepatannya meningkat dan menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gaya beratnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari kabut tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planet-planet.

 Gambar 1. Nebula

2. Hipotesis Planetisimal
Teori ini mengemukakan bahwa adanya suatu bintang besar yang menyusup dan mendekati matahari. Akibat dari gejala ini, maka sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dn direnggut dari peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk dari bahan-bahan yang direnggut tersebut dan memisahkan diri dari matahari. 

 Gambar 2. Planetisimal

 3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Teori ini mengatakan bahwa planet terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.
 Gambar 3. Teori pasang surut

4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesa ini mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. 
5. Hopotesis  Bintang Kembar
Teori ini mengatakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Gambar 4. Bintang kembar

STRUKTUR DALAM BUMI

Berdasarkan  perhitungan dan penafsiran yang dilakukan oleh ahli seismologi, bumi dapat dibagi ke dalam 3 lapisan utama, yaitu kerak, selubung (mantel), dan inti bumi. Kerak bumi memiliki ketebalan yang beragam; didaerah samudera tebalnya sekitar 10 km, sementara di bagian benua tebalnya beragam antara 30 – 40 km. Setiap lapisan dipisahkan oleh bidang-bidang dikontinuitas; Bidang Moho memisahkan antara lapisan kerak dan mantel, Bidang Gutenberg memisahkan antara lapisan mantel dengan inti, da Bidang Lehmann memisahkan antara inti luar dan inti dalam.
1. Kerak Bumi
Kerak bumi merupakan lapisan terluar yang terdiri dari batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan  batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-ratanya sekitar 2,7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera.

Gambar 5. Kerak bumi

 2. Mantel Bumi
Mantel merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Mantel merupakan bagian terbesar dari bumi, 82,3% dari volume bumi dan 67,8% dari massa bumi. Ketebalan mantel ialah sekitar 2883 km. Densitasnya berkisar antara 5,7 gr/cc di dekat inti, dan 3,3 gr/cc di dekat kerak bumi.
3. Inti Bumi
Inti bumi merupakan bagian terdalam bumi yang terletak pada kedalaman 2883 km. Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan semakin meningkat ke arah pusat hingga 14,5 gr/cc. Berdasarkan besarnya densitas, inti bumi diperkirakan terdiri dari campuran unsur Nikel (Ni) dan Besi (Fe). Inti bumi terbagi atas 2, yaitu :
a. Inti dalam : kedalaman 5140 – 6371 km, berfasa padat, berat, dan sangat panas. 
b. Inti luar : kedalaman 2883 – 5140 km, berfasa cair, dan sangat panas







 Gambar 6. Struktur dalam bumi



 
 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar