Bumi merupakan salah satu planet yang berada
pada sistem tata surya matahari sekaligus satu-satunya planet yang dapat dihuni
oleh makhluk hidup. Para ilmuwan berusaha melakukan penelitian terhadap proses
pembentukan bumi dan berakhir dengan hipotesis-hipotesis masing-masing. Berikut
ialah beberapa hipotesis pembentukan bumi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1. Hipotesisi Nebula
Hipotesis ini mengatakan bahwa awalnya suatu
bintang yang berbentuk kabut raksasa yang terpencar dan dalam keadaan berputar.
Gerakan tersebut mengakibatkan kabut ini kehilangan daya energinya dan
mengkerut dan berputar lebih cepat. Alhasil, pada bagian ekuator kecepatannya
meningkat dan menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui
tarikan dari gaya beratnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan
sebagian dari bahan yang berasal dari kabut tersebut terlempar. Bahan-bahan
yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikuti
induknya, juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planet-planet.
Gambar 1. Nebula
2. Hipotesis Planetisimal
Teori ini mengemukakan bahwa adanya
suatu bintang besar yang menyusup dan mendekati matahari. Akibat dari gejala
ini, maka sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dn
direnggut dari peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk
dari bahan-bahan yang direnggut tersebut dan memisahkan diri dari matahari.
Gambar 2. Planetisimal
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Teori ini mengatakan bahwa planet
terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan
menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi
menjadi planet.
Gambar 3. Teori pasang surut
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesa ini mengatakan bahwa tata surya
terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hopotesis Bintang Kembar
Teori ini mengatakan bahwa dahulunya
tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan
yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu
terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya.
Gambar 4. Bintang kembar
STRUKTUR DALAM BUMI
Berdasarkan perhitungan
dan penafsiran yang dilakukan oleh ahli seismologi, bumi dapat dibagi ke dalam
3 lapisan utama, yaitu kerak, selubung (mantel), dan inti bumi. Kerak bumi
memiliki ketebalan yang beragam; didaerah samudera tebalnya sekitar 10 km, sementara
di bagian benua tebalnya beragam antara 30 – 40 km. Setiap lapisan dipisahkan
oleh bidang-bidang dikontinuitas; Bidang Moho memisahkan antara lapisan
kerak dan mantel, Bidang Gutenberg memisahkan antara lapisan mantel
dengan inti, da Bidang Lehmann memisahkan antara inti luar dan inti
dalam.
1. Kerak Bumi
Kerak bumi merupakan lapisan terluar yang
terdiri dari batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas
rata-ratanya sekitar 2,7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan
ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera.
Gambar 5. Kerak bumi
2. Mantel Bumi
Mantel
merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Mantel merupakan bagian terbesar
dari bumi, 82,3% dari volume bumi dan 67,8% dari massa bumi. Ketebalan mantel
ialah sekitar 2883 km. Densitasnya berkisar antara 5,7 gr/cc di dekat inti, dan
3,3 gr/cc di dekat kerak bumi.
3. Inti Bumi
Inti
bumi merupakan bagian terdalam bumi yang terletak pada kedalaman 2883 km.
Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan semakin meningkat ke
arah pusat hingga 14,5 gr/cc. Berdasarkan besarnya densitas, inti bumi
diperkirakan terdiri dari campuran unsur Nikel (Ni) dan Besi (Fe). Inti bumi
terbagi atas 2, yaitu :
a. Inti dalam : kedalaman
5140 – 6371 km, berfasa padat, berat, dan sangat panas.
b. Inti luar : kedalaman
2883 – 5140 km, berfasa cair, dan sangat panas
Gambar 6. Struktur dalam bumi
0 komentar:
Posting Komentar